Menu



http://jejakjco.blogspot.com/p/blog-page.htmlhttp://jejakjco.blogspot.com/


Wednesday, September 10, 2014

Pendidikan Ibu

Setelah menikah dan punya anak, saya sering berselancar sendiri di internet untuk mencari informasi tentang pendidikan anak, beberapa forum yang saya kunjungi menyebutkan tentang homeshooling, dari situlah saya mulai berseluncur lebih dalam untuk mengetahui homeschooling, meski kadang saya tenggelam dan hanyut dengan banyaknya sekolah formal yang ditawarkan.

Berkali kali saya dan keluarga berdiskusi tentang dimana nantinya anak saya sekolah. Ayah saya seringkali bertanya sejak anak saya berusia 1 bulan "Nanti, Jco mau kamu sekolahkan dimana?" Jawaban saya "Masih belum tahu pa, biar sekarang belajar dulu sama ibunya, yang nanti dipikirkan nanti"

Lucu memang kalau mengingat masa masa itu, masa sama dimana hampir setiap hari ayah saya bertanya hal yang sama.. Tapi ternyata pertanyaan beliau membuat saya semakin berpikir keras, pendidikan seperti apa yang ingin saya berikan untuk anak saya. Keinginan untuk melihat anak mendapat pendidikan yang baik membuat saya untuk membekali diri. Bekal pertama saya adalah keyakinan bahwa saya dapat menemukan pendidikan yang baik untuk anak saya. Bekal kedua saya keyakinan bahwa pendidikan anak dapat baik kalau bekal saya sebagai orangtua untuk mendidik cukup.

Saya kemudian melihat lihat program sekolah bayi 3 bulan-2 tahun. Saya berkata dalam hati, bukankah seluruh kegiatan sekolah bayi ini intinya adalah aktivitas bersama antara ibu-anak dan membangun ikatan diantara keduanya? Maka saya putuskan untuk tidak memasukkan nya ke sekolah bayi manapun, melainkan mendidiknya sendiri, termasuk melakukan olahraga bayi, membaca buku, mendengarkan musik, bermain bersama dan sebagainya.

Saya percaya bahwa pendidikan seorang ibu dan keluarga besar adalah pendidikan terbaik untuk anak. Sejak Jco lahir alias sejak 0 bulan saya menjadikan hari harinya adalah hari belajar bersama ibu dan bapak. Misalnya:
1. Sejak lahir ia sudah belajar mengenal konsep Tuhan dengan setiap bangun tidur berdoa, sebelum mandi berdoa, dan sebelum tidur berdoa.
2. Sejak lahir ia belajar berkomunikasi dengan cara setiap saya menggantikan pakaiannya, popoknya, menyusuinya saya berbicara dengannya
3. Sejak usia 6 bulan saya mulai mendidiknya bagaimana belajar memakan makanannya sendiri dengan metode Baby Led Weaning hasilnya ia dapat segera bisa makan sendiri tanpa harus disuapi oleh orang lain.
4. Sejak usia 9 bulan ia belajar untuk tidak selalu bergantung pada orang lain, saat mulai berlatih berjalan, tiap kali ia terjatuh, saya hanya memperhatikannya dan membiarkannya berusaha berdiri. Hasilnya ialah ia tidak mudah menangis.
dan seterusnya..

Ketika anak saya berusia 2 tahun, saya mulai berpikir ulang, apakah perlu anak saya masuk sekolah anak balita, agar ia bisa bersosialisasi? Mulailah saya mengikuti beberapa trial sekolah balita, dan belum ada satupun yang konsepnya cocok dengan sekolah harapan saya. Kembalilah saya menerapkan hari-hari dengan mendidiknya sendiri. Konsep sederhana yang saya terapkan memperkenalkan anak pada keseharian dunia dan bagaimana menyikapinya. Setiap hari saya bertanya berbagai macam hal padanya, tetapi ada satu pertanyaan konsisten yang sering saya tanyakan padanya yaitu: "Jco seneng main bersama ibu?" Jawabannya pasti: "Seneng Ibu"

Sejak usia 17 bulan, banyak orang bertanya pada saya hal serupa, kurang lebih begini percakapannya:
X: Anaknya udah sekolah ya bu?
Saya : Anak saya sekolah di rumah
X: Sekolah apa?
Saya: Pendidikan Ibu


Pendidikan Ibu itu pendidikan hidup seperti burung yang mengajari anaknya makan, mengajari menghangatkan tubuh, mengajari terbang, mengajari mencari makan, mengajari bertahan hidup, mengajari mempelajari lingkungan dan membuat sarang.

Saya percaya Tuhan memberi kesempatan yang sama bagi setiap ibu untuk mendidik anaknya sendiri. Saya percaya bila saya sebagai ibu mau terus belajar dan membenahi diri sendiri dalam keseharian maupun dalam mendidik anak, niscaya kualitasnya dapat menimbulkan kebahagiaan bagi anak, keluarga dan masyarakat.




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...