Menu



http://jejakjco.blogspot.com/p/blog-page.htmlhttp://jejakjco.blogspot.com/


Thursday, September 11, 2014

Refleksi Pesan Prof Gunawan Tjahjono: Biarkan dia banyak bermain!


Suatu malam di bulan Maret 2013 kami sekeluarga bertemu dengan Prof. Gunawan Tjahjono, Guru Besar Arsitektur Universitas Indonesia. Pada akhir pertemuan Prof. Gunawan berpesan pada saya, yang ditujukan untuk Jco, anak saya. Kurang lebih begini pesan beliau waktu itu "Biarkan dia lebih banyak bermain, nanti kalau sudah usia SMA baru belajar".

Setelah pertemuan itu, pesan beliau terus terngiang di benak saya, kemudian membuat saya refleksi diri. Saya mengingat kembali masa-masa saya kecil sampai usia remaja. Saya tergulung dalam rutinitas. Pagi sekolah sampai siang, sore les, malam mengerjakan PR, besok pagi sudah sekolah lagi. Terus begitu sampai SMA. Tuntutan untuk mengerjakan tugas sekolah sebaik-baiknya akhirnya membebani karena tidak saya kerjakan dengan sukacita melainkan dengan keletihan. Meskipun jarak antara rumah-sekolah-tempat les sama sekali tidak jauh tetapi jadwal padat membuat sebagian kebutuhan saya sebagai anak-anak hilang, yaitu banyak bermain. Hal tersebut membuat saya lebih senang menghitung sisa tahun, berapa tahun lagi saya akan selesai sekolah. Saat itu saya berpendapat kalau sudah selesai sekolah saya bisa bermain terus sampai puas.

Bukankah seharusnya bermain sampai puas itu pada saat kita kecil? Saat dewasa ini tentu kita punya tanggung jawab yang tidak main main lagi kan :)


Kemarin saat diskusi dengan ayah saya, terlontar pernyataan menarik dari beliau:
Ayah: Kenapa kamu pilih homeschooling untuk Jco?
Saya: Supaya dia bisa lebih banyak bermain.
Ayah: Lha nanti dia main terus ngga pernah belajar!
Saya: Itu hak anak-anak untuk bermain. Kalau kebutuhan anak untuk bermain terpenuhi maka perkembangan kejiwaannya akan baik dan dia akan dengan mudah menyerap berbagai ilmu yang dia butuhkan untuk menggali potensi dirinya sendiri.
Ayah: Iya sih, papa dulu suka sekali main.
Saya: Jaman papa sekolah, sekolahan masih manusiawi, anak dihadapi sebagai anak anak, bukan mesin penghafal. Jaman itu, waktu di sekolah masih secukupnya, sisanya anak anak bermain sepuasnya. Karena itu papa suka sekolah dan belajar. Papa ngga jenuh sekolah dari SD-SMA, karena badan papa ngga jenuh dieksploitasi sistem sekolahan yang ngga sesuai dengan perkembangan anak. Jadi saat kuliah papa bisa maksimal mengeluarkan seluruh potensi diri.
Ayah: Iya sih, papa setuju itu. Waktu kecil papa suka sekali main, rasanya seneng sekali.


Kadang memang kalau sudah dewasa kita lupa apa yang kita butuhkan dulu saat kita masih anak-anak. Sehingga kita lalu lupa bagaimana harus memperlakukan anak-anak. Dari refleksi pesan Prof Gunawan, tentu saya akan membiarkan dia bermain lebih banyak. Di sisi lain tugas saya ialah melatih diri saya sendiri untuk mendidiknya dalam kegiatan bermain yang ia pilih sendiri, bukan dari kegiatan bermain yang saya atur.

Sehingga kalau pagi hari dia bilang "Ibu, yuk bermain-main bersama Jco!" Ya ampun rasanya senang sekali. Dia suka bermain dan dia punya kesempatan untuk bermain, tentu dengan senang hati saya menemaninya.

Apakah ada yang ia pelajari selama bermain seharian penuh? Tentu! Banyak Sekali!


Terima kasih Prof. Gunawan Tjahjono atas pesan yang berarti buat saya dan Jco.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...